diutus untuk menyembuhkan

Dipanggil dan Diutus untuk Menyembuhkan

Rabu, 24 September 2025, Rabu Pekan Biasa XXV
Bacaan: Ezr. 9:5-9; MT Tb. 13:2,3-4a,4bcd,5,8; Luk. 9:1-6

“Maka Yesus memanggil kedua belas murid-Nya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.” (Luk 9: 1)

Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil Kedua Belas murid-Nya dan mengutus mereka dengan sebuah misi: untuk memberitakan Kerajaan Allah dan menyembuhkan. Adegan ini mengingatkan kita bahwa menjadi murid bukanlah pengalaman dalam kesendirian.

Dia memanggil. Yesus memanggil, mengumpulkan, dan mempersatukan. Setiap hari Dia memanggilmu dengan nama — kadang-kadang dalam doa, kadang-kadang di tengah pekerjaan, kadang-kadang dalam keheningan malam. Kepemuridan bukanlah tentang berjalan sendirian atau bersinar seperti sebuah bintang. Yesus mengingatkan kita bahwa kita adalah bagian dari sebuah tim, tim-Nya, Gereja. Setiap dari kita berbeda, dengan karunia dan kelemahan masing-masing, tetapi bersama-sama kita adalah satu dalam Dia, dan satu untuk orang lain.

Dia memberi kuasa. Kuasa yang Yesus berikan bukanlah kuasa untuk memerintah atau suatu privilese, tetapi kuasa untuk melayani. Itu adalah kuasa untuk menyembuhkan luka, memulihkan martabat, mengangkat yang putus harapan, dan membawa harapan di tengah keputusasaan. Kuasa Kristen yang sejati bukanlah untuk diperlakukan sebagai orang penting — tetapi membungkuk untuk membasuh kaki orang lain. Itulah kuasa yang Kristus bagikan kepada murid-murid-Nya.

Dia menyediakan. Yesus menginstruksikan kepada murid-murid-Nya untuk tidak membawa apa pun dalam perjalanan. Mengapa? Untuk mengajarkan kita bergantung pada pemeliharaan dan penyelenggaraan Allah. Dan sungguh benar hal ini dalam hidup kita: di sepanjang jalan mengikuti Kristus, Allah selalu mengirim orang-orang untuk berjalan bersama kita — teman, rekan, bahkan orang asing yang menjadi “malaikat” dalam dunia nyata. Dia tidak pernah meninggalkan kita.

Maka, menjadi murid adalah mendengarkan panggilan-Nya, hidup dalam persekutuan, melayani dengan cinta, dan percaya pada pemeliharaan-Nya. Dan di atas segalanya, kita diutus untuk menyembuhkan: menjadi alat belas kasihan Allah di dunia yang terluka.

Tuhan terkasih, bantulah aku menghidupi panggilan-Mu seumur hidupku. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *