kebahagiaan gembala

Allah Tak Pernah Meninggalkan Kita

Kamis, 6 November 2025, Kamis Pekan Biasa XXXI
Bacaan: Rm. 14:7-12Mzm. 27:1,4,13-14Luk. 15:1-10.

"Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira......” (Luk 15: 4 – 5)

Injil hari ini memberikan dua gambaran paling lembut tentang kasih Allah — gembala yang meninggalkan sembilan puluh sembilan ekor domba untuk mencari satu ekor domba yang hilang, dan perempuan yang menyapu seluruh pekarangan rumahnya hingga menemukan dirham yang hilang.

Para Farisi dan ahli Taurat tidak mengerti mengapa Yesus menerima para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Bagi mereka, orang-orang seperti itu tidak layak, lebih baik dilupakan daripada diselamatkan. Tetapi Yesus mengungkapkan Allah yang tidak pernah meninggalkan, yang tidak secara pasif menunggu hingga kita kembali, melainkan yang pergi keluar mencari kita. Inilah inti Injil: Allah selalu mencari kita, terutama ketika kita tersesat.

Bayangkan seorang gembala. Ia mengenal setiap domba dengan baik, dan ketika salah satunya tersesat, ia menanggung bahaya padang gurun hingga menemukannya. Dan ketika ia menemukannya, ia tidak marah kepadanya atau menghukumnya — ia mengangkatnya dengan lembut ke pundaknya, membawanya pulang dengan sukacita. Pikirkan pula tentang perempuan dalam perumpamaan itu. Bagi dia, dirham itu amat berharga. Mungkin itu upah kerjanya seharian — dan hal itu sangat berarti baginya. Ia tidak akan beristirahat dan berhenti mencarinya hingga menemukannya.

Demikian pula dengan Allah dan masing-masing dari kita. Saya dan anda berharga di mata-Nya. Ketika kita tersesat, Allah tidak kehilangan harapan. Ketika kita jatuh ke dalam dosa, Dia tidak mengabaikan kita. Sebaliknya, Dia mencari, Dia memanggil, Dia menunggu dengan cinta. Dan ketika kita ditemukan, surga bersukacita.

Ini juga merupakan tantangan bagi kita. Jika surga bersukacita atas seorang pendosa yang bertobat, bagaimana mungkin kita memandang orang lain dengan hina? Jika Allah mencari yang hilang, maka kita, sebagai Gereja-Nya, harus menjadi orang-orang yang penuh belas kasih — menerima, mengampuni, dan bersukacita bagi setiap orang yang kembali ke pelukan Allah.

Hari ini, mari sekali lagi kita dengar kabar baik ini: kita tidak pernah dilupakan. Kita selalu dicari. Dan di hati Allah, ada sukacita — sukacita untuk anda, sukacita untuk saya, sukacita untuk setiap jiwa yang pulang ke rumah.

Tuhan, karuniai aku hati seorang gembala, yang berani menderita, merindukan, dan mengambil risiko demi orang lain, sehingga aku dapat benar-benar mewujudkan kasih-Mu dan menyampaikan pesan-Mu kepada semua yang membutuhkannya. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *