Minggu, 29 Juni 2025, Hari Raya Santo Petrus dan Paulus
Bacaan: Kis. 12:1-11; Mzm. 34:2-3,4-5,6-7,8-9; 2Tim. 4:6-8,17-18; Mat. 16:13-19.
“Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." [Mat 16: 18 – 19]
Hari Raya Santo Petrus dan Paulus mengundang kita untuk menemukan kembali semangat misi kita dalam membawa Kristus kepada semakin banyak orang. Petrus dan Paulus mungkin tampak seperti pasangan yang tidak biasa untuk dirayakan pada hari yang sama! Petrus, seorang nelayan sederhana, adalah orang pertama yang menanggapi panggilan Yesus, sementara Paulus, seorang Farisi dan penganiaya orang Kristen, dipanggil kemudian hari untuk menjadi seorang rasul. Kesamaanya, keduanya mengalami perubahan hati dan pertobatan yang signifikan.
Simon memiliki kasih yang besar kepada Yesus, tetapi pada saat ia lemah, ia menyangkal Tuhan tiga kali. Namun, ia dipilih untuk menjadi pemimpin para rasul. Demikian pula, Saulus yang penuh semangat, yang pernah mencoba menghancurkan para pengikut Kristus, dipilih untuk menjadi Paulus, rasul bagi bangsa-bangsa lain.
Di Kaisarea Filipi, Yesus mengajukan dua pertanyaan kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” dan “Menurut katamu, siapakah Aku ini?” Pertanyaan pertama menimbulkan jawaban yang jelas: orang banyak menganggap-Nya sebagai tokoh sejarah yang terkenal – entah Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia, atau salah satu dari para nabi terdahulu (Mat 16: 13-14). Namun, Yesus tetap tidak terpengaruh oleh kekaguman orang banyak.
Jawaban Petrus terhadap pertanyaan kedua adalah pengakuan imannya kepada Tuhan – “Engkaulah Mesias!” Yesus mengakui iman Petrus yang kuat, dan membandingkannya dengan kekuatan batu yang digunakan dalam pembangunan. Dalam bahasa Aram, “Kefas” mengacu pada batu-batu bangunan. Yesus akan menggunakan iman para murid sebagai batu-batu untuk membangun Gereja-Nya. Dan “batu karang” yang kokoh dan tak tergoyahkan yang di atasnya Gereja ini dibangun adalah Kristus sendiri.
Para Rasul diberi kunci dan kuasa untuk mengikat dan melepaskan. Analogi ‘kunci’ digunakan oleh para rabi untuk merujuk kepada otoritas menafsirkan Taurat, yang dimiliki oleh para ahli Taurat dan pengajar Taurat. Yesus sekarang memberdayakan Petrus dan para rasul untuk membuka kunci Kitab Suci. Mereka sekarang ditugaskan untuk mengungkapkan wajah Allah yang sebenarnya kepada umat manusia melalui Kitab Suci. Yesus mempercayakan Petrus dengan tanggung jawab untuk membuka lebar pintu masuk ke dalam Injil Kristus bagi semua orang.
Dari kedua rasul agung ini kita dapat belajar bagaimana membiarkan Kristus berkuasa atas diri kita sehingga kita hidup bagi Dia dan Gereja-Nya dan bahkan rela menderita demi iman. Marilah kita bersyukur hari ini kepada Tuhan yang telah memberikan kepada kita para rasul yang luar biasa ini.