yesus menabur benih kerajaan

Menghasilkan Buah dalam Ketekunan

Sabtu, 20 September 2025, Peringatan Wajib St. Andreas Kim Tae-gon, Paulus Chong Hasang dkk Para Martir Korea
Bacaan hari ini: 1Tim. 6:13-16Mzm. 100:2,3,4,5Luk. 8:4-15.

“Benih itu ialah firman Allah…. Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan." (Luk 8: 11. 15)

Tanah dihargai dari kesuburannya, yakni, seberapa produktif dan bagaimana tanah itu memberikan hasil yang diharapkan. Yesus menunjukkan kepada kita bagaimana agar “tanah” hati kita menghasilkan buah:

  1. Mendengarkan Sabda dalam keterbukaan (Luk 8: 15). Untuk mendengarkan Sabda Allah, kita harus menyingkirkan segala kebisingan yang lain. Kita harus membangun roh keterbukaan. Seperti petani membalik-balik dan menggemburkan tanah dengan mencangkul atau membajaknya, kita juga perlu membalik-balik serta menggemburkan tanah hidup kita – mengusahakan perubahan-perubahan yang perlu – agar benih Sabda Allah dapat menembus ke lubuk hati dan bertumbuh dengan baik.
  2. “Menyimpannya” (Luk 18: 15). Seorang petani “menyimpan” benin itu dalam tanah, dengan menguburnya dan menutupnya dengan tanah dan pupuk. Atas cara itu, angin tidak dapat menerbangkannya dan burung-burung tidak dapat memakannya. Demikian juga, kita “menyimpan” Sabda Allah dalam hati kita (Mzm 119: 11) dan tidak membiarkannya mubazir. Kita merenungkannya (Mzm 1: 2) meresapkannya dalam hati dan membuatnya bagian dari hidup kita.
  3. Menghasilkan buah melalui ketekunan (Luk 8: 15). Kita sendiri tidak dapat menghasilkan buah; Sabda Allah itu yang menghasilkan buah. Akan tetapi, kita harus bertekun untuk bekerjasama dengan Roh Kudus dengan setia dan bijaksana (Mat 24: 45), mengajarkannya, dan mengatasi kecenderungan kita untuk bermalas-malasan dalam mewartakannya.

Oleh sebab itu, mari bekerja keras mengusahakan tanah yang baik bagi Yesus. “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai,” (Gal 6: 9).

St. Andreas Kim Tae Gon, St. Paulus Chong Hasang dan Para Martir Korea

andreas kim tae gon dan paulus chong hasang

ANDREAS Kim Taegon adalah seorang imam dan St. Paulus Chong Hasang adalah seorang awam. Kedua martir ini mewakili 113 umat Katolik yang wafat sebagai martir karena iman mereka di Korea. Mereka dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada saat paus mengunjungi Korea pada tahun 1984.

Ajaran Kristen menyebar ke Korea pada abad ketujuhbelas melalui pewartaan kaum awam. Umat yang percaya memilihara iman mereka dengan Sabda Tuhan. Mereka bertumbuh serta berkembang secara diam-diam. Kemudian imam-imam misionaris datang dari Perancis. Umat Korea diperkenalkan kepada Sakramen Gereja. Mereka mengalami penganiayaan dari pemerintah yang pasang surut sepanjang abad kesembilanbelas. Seratus tiga umat Korea wafat sebagai martir antara tahun 1839 hingga tahun 1867. Sepuluh orang anggota Serikat Misi Asing dari Paris juga wafat sebagai martir, yaitu tiga orang uskup beserta tujuh orang imam. Sehingga jumlah mereka seluruhnya yang wafat sebagai martir adalah 113 orang.

Santo Andreas Kim Taegon dan St. Paulus Chong Hasang mewakili kemuliaan serta keberanian umat Katolik Korea yang telah membayar mahal cinta mereka kepada Kristus. Santo Andreas Kim Taegon adalah imam pertama Korea. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 16 September 1846, hanya satu tahun setelah ditahbiskan. Ayah St. Andreas Kim telah mendahuluinya menjadi martir pada tahun 1821. St. Paulus Chong Hasang adalah seorang katekis awam yang pemberani. Ia wafat sebagai martir pada tanggal 22 September 1846. Sekarang Gereja berkembang pesat di Korea. Karunia iman diterima karena kurban persembahan para martir telah menjadi pembuka jalan.

“Kita telah menerima Sakramen Baptis, masuk dalam pelukan Gereja, serta menerima kehormatan disebut sebagai umat Kristiani. Tetapi, apa gunanya semua itu jika kita hanya Kristen dalam nama dan tidak dalam kenyataan?”

Tuhan, jadikanlah kami terbuka terhadap firman-Mu. Bebaskanlah kami dari kemalasan dan kekhawatiran akan keamanan dan kepastian hidup kami. Berikanlah kami wawasan baru akan Sabda-Mu, serta ketekunan untuk menghasilkan buah. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *