yesus mengajar penuh kuasa

Kata-Kata Penuh Kuasa

Selasa, 2 September 2025, Selasa Pekan Biasa XXII
Bacaan: 1Tes. 5:1-6,9-11Mzm. 27:1,4,13-14Luk. 4:31-37.

"Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar." (Luk 4: 36).

Injil hari ini mengisahkan Yesus yang mengusir roh jahat yang merasuki seseorang di rumah ibadat. Dalam kisah itu digarisbawahi kuasa kata-kata Yesus. Kisah itu diawali dengan catatan bahwa orang-orang di Kapernaum takjub dengan ajaran-Nya. “Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa,” (Luk 4: 32). Setelah Yesus mengusir roh jahat pun mereka berkata satu sama lain: “Alangkah hebatnya perkataan ini! Sebab dengan penuh wibawa dan kuasa Ia memberi perintah kepada roh-roh jahat dan merekapun keluar.” (Luk 4: 36). Perkataan Yesus penuh kuasa. Saya ajak anda bermenung tentang kata-kata. Kata-kata kita.

Kata-kata adalah kekuatan paling hebat yang tersedia bagi umat manusia. Kita dapat memilih untuk menggunakan kekuatan ini secara konstruktif dengan kata-kata penyemangat, atau secara destruktif menggunakan kata-kata putus asa, atau bahkan menghasut. Kata-kata memiliki energi dan kekuatan dengan kemampuan untuk membantu, menyembuhkan, menghalangi, melukai, menyakiti, mempermalukan dan merendahkan hati.

Mengingat kekuatan kata-kata yang kita ucapkan, kita hendaknya mendisiplinkan diri kita sendiri untuk berbicara atas cara yang menunjukkan rasa hormat, kelembutan dan kerendahan hati. Salah satu tanda paling jelas dari moralitas adalah berbicara secara benar. Berbicara secara benar adalah satu dari dasar-dasar pribadi yang matang. Sebelum berbicara, ambillah beberapa saat untuk merenungkan apa yang akan anda katakan dan bagaimana anda akan mengatakannya; sambil mempertimbangkan akibat yang akan dihasilkan pada para pendengar. Berbaik-hatilah kepada semua orang dan ucapkan kata-kata yang memberi inspirasi, antusiasme, dan dorongan untuk semua. Kata-kata yang baik dan penuh hormat selalu menjadi musik indah di telinga para pendengarnya.

Banyak orang terdorong untuk mengungkapkan perasaan, pikiran, atau kesan yang mereka miliki. Mereka secara acak mengeluarkan isi pikiran mereka tanpa memperhatikan arti penting dari yang mereka katakan. Ketika kita berbicara tentang hal-hal sepele seperti ngegossip tentang orang lain, perhatian kita terbuang percuma pada hal-hal sepele.

Saat kita berbicara hendaklah kita berbicara dengan penuh perhatian, dengan cara yang meneguhkan kedamaian dan belarasa dalam karakter kita. Tidak hanya perkataan kita penting, tetapi juga nada yang kita gunakan memiliki pengaruh yang besar. Ada cara tertentu yang harus memandu komunikasi kita dengan orang lain. Katakanlah selalu kebenaran, hindari melebih-lebihkan, konsisten dengan apa yang kita katakan, tidak menggunakan standar ganda dalam menyapa orang, tidak menggunakan kata-kata kita untuk memanipulasi orang lain, dan yang terpenting tidak menggunakan kata-kata untuk menghina atau meremehkan siapa pun.

Beberapa hari belakangan ini, kita menyaksikan, betapa kata-kata yang tidak punya empati dapat menimbulkan kemarahan banyak orang dan mengagitasi gerakan yang merusak. Kita juga menyaksikan, jika kata-kata yang disampaikan tidak konsisten dengan perbuatan maka kepercayaan juga luntur. Kata-kata yang direkayasa melalui teknologi artificial intelligence secara tidak bertanggung jawab dan disebarluaskan dapat di satu pihak merusak reputasi seseorang dan di pihak lain menyulut api amarah orang banyak.

Gary Chapman dalam bukunya, Love as a Way of Life menggunakan metafora yang jelas untuk kata-kata. Kata-kata itu bagaikan ‘peluru atau benih’. Jika kita menggunakan kata-kata kita sebagai peluru dengan rasa superioritas dan kutukan, kita tidak akan dapat memulihkan hubungan menjadi cinta. Tetapi jika kita menggunakan perkataan kita sebagai benih dengan cita-rasa suportif dan niat baik yang tulus, kita dapat membangun kembali hubungan dengan cara yang positif dan meneguhkan kehidupan.

Saat ini kita hidup dalam dunia yang dibombardir dengan kata-kata: kata-kata yang terucap, kata-kata yang tertulis, kata-kata yang dibumbui dengan macam-macam pemanis dan penyedap, kata-kata yang dibagikan secara digital melalui media sosial dan pelbagai sarana komunikasi. Bagaimanakah kata-kata kita? Apakah kata-kata kita itu sering kali murahan, atau malahan menyakitkan, penuh kepalsuan, bahkan ada yang penuh dengan kebencian dan seringkali juga cuma omong kosong? Atau kata-kata kita meneguhkan, penuh cinta, menginspirasi kebaikan, mendamaikan, menunjukkan rasa hormat, kelembutan dan rendah hati?

Semoga kata-kata kita hari ini juga penuh kuasa untuk menyembuhkan dan membangun kehidupan bersama yang lebih baik.

Tuhan, semoga dunia ini menjadi sedikit lebih baik karena kami berusaha berkata-kata dan berperilaku sesuai dengan kabar baik Yesus. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *