Rabu, 29 Oktober 2025, Rabu Pekan Biasa XXX
Bacaan: Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30.
“Ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.” (Luk 13: 23 – 24)
Dalam Injil hari ini, seseorang mengajukan pertanyaan yang mengejutkan kepada Yesus: “Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?” Orang itu mungkin menganggap bahwa keselamatan secara otomatis diberikan kepada orang Yahudi, sementara orang-orang non-Yahudi akan ditolak. Namun, jawaban Yesus pasti mengejutkan, bukan hanya baginya, tetapi bagi kita semua.
Dengan jelas Yesus menyatakan bahwa masuk ke dalam Kerajaan Allah tidaklah otomatis. Benar, keselamatan adalah anugerah, tetapi membutuhkan tanggapan kita — perjuangan seumur hidup, usaha dari hari ke hari. Kata yang digunakan Yesus untuk “berjuang” memiliki akar yang sama dengan “penderitaan.” Hal ini menyiratkan usaha yang nyata, perjuangan hati dan jiwa.
Di sinilah letak bahayanya bagi kita: terkadang kita membayangkan bahwa setelah kita berkata “ya” kepada Yesus, kita bisa santai dan menganggap perjalanan telah selesai. Tetapi mengikuti Kristus tidak pernah berarti “diam di tempat”. Mengikuti Kristus itu seperti mendaki gunung: setiap hari membutuhkan langkah ke atas hingga kita mencapai puncak, yakni Allah sendiri. Di makam seorang pendaki gunung, tertulis kata-kata berikut: “Dia meninggal saat mendaki.” Itulah yang seharusnya menjadi gambaran hidup Kristiani.
Yesus juga memperingatkan kita agar iman kita tidak hanya berhenti pada “kulitnya” saja. Beberapa orang dalam Injil berkata, “Kami telah makan dan minum bersama-Mu, dan Engkau mengajar di jalan-jalan kami.” Namun, kedekatan eksternal dengan Kristus tidak sama dengan persahabatan batin dengan-Nya. Kita tidak dapat bergantung pada iman nenek moyang kita atau pada budaya Kristen di sekitar kita. Tidak cukup juga bagi kita hanya tahu tentang Tuhan atau datang ke Misa untuk “makan bersama” Tuhan atau membaca Kitab Suci. Kita harus hidup sebagai murid-murid-Nya dan mengamalkan firman-Nya. Jika tidak, seolah-olah kita tidak mengenal-Nya dan Dia pun tidak mengenal kita.
Hari ini, Tuhan memanggil kita untuk terus mendaki, terus berjuang, dan tidak pernah puas dengan iman yang suam-suam kuku. Mari kita mohon anugerah untuk berjalan setiap hari bersama Yesus — sehingga ketika pintu dibuka, Dia akan mengenal kita sebagai sahabat-sahabat-Nya.
Tuhan, bantu kami agar iman kami menjadi hubungan personal dengan-Mu, misi kami menjadi pelayanan nyata, dan setiap hari kami hidup sebagai sahabat-sahabat-Mu. Amin.

