yesus menyembuhkan seorang wanita bungkuk

Berdirilah Tegak dan Memuliakan Allah

Senin, 27 Oktober 2025, Senin Pekan Biasa XXX
Bacaan: Rm. 8:12-17Mzm. 68:2,4,6-7ab,20-21Luk. 13:10-17.

Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." [Luk 13: 11 – 12]

Banyak orang menderita serangan jantung atau menderita stroke, bukan karena mereka “salah makan” [maksudnya makan makanan yang tidak sehat] tapi karena mereka memikul begitu banyak kekhawatiran. Bahkan, ada orang yang terkena penyakit kulit, seperti eksim misalnya, karena kekhawatiran mereka akhirnya menemukan pelepasan pada kulit.

St Lukas adalah seorang tabib dan dia tahu bahwa ketika seseorang sangat khawatir, kekhawatiran itu dapat menemukan ekspresi melalui penyakit pada tubuh. Perempuan dalam Injil hari ini sedang dalam kondisi sakit dan penyakitnya itu muncul dalam kondisi bungkuk yang dideritanya sudah selama delapan belas tahun. Dikatakan bahwa ia dirasuk oleh roh sehingga bungkuk. Namun, bagi orang-orang di masa Yesus, penyakit juga dimengerti sebagai hukuman atas dosa, baik dosa pribadi maupun keluarga. Dengan menyembuhkan perempuan itu, Yesus juga mengampuni, dan membebaskannya dari ketakutan dan kecemasan. Kecemasan, kekhawatiran, beban sosial yang sudah dipikul selama 18 tahun!

Siapakah di antara kita yang tidak mempunyai “penyakit” rahasia? Penyakit fisik kita sampaikan kepada dokter. Tetapi banyak penyakit rohani kita, banyak kekhawatiran, banyak kecemasan yang kita sembunyikan, bahkan dari bapa pengakuan kita…. (hmmm…. sudah berapa lama tidak pernah mengaku atau menerima sakramen rekonsiliasi?) “Penyakit-penyakit” itulah yang membuat kita bungkuk dan “tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.”

Selain “penyakit-penyakit” itu ada hal lain yang membuat kita bungkuk yakni keterpikatan oleh pesona dunia ini. Kita mulai menundukkan kepala untuk melihat lebih dekat hal-hal itu dan membiarkan diri kita terpesona oleh kesenangan-kesenangan sementara dan cepat berlalu, yang tidak hanya membuat kita kehilangan jejak waktu tetapi juga melupakan apa yang dimaksudkan Sang Pencipta bagi kita: berdiri tegak dan bebas memandang langit. Hingga suatu hari, kita menemukan diri kita menunduk dan membungkuk. Kita tidak bisa lagi menatap langit, tetapi hanya menatap hal-hal duniawi yang kepadanya kita telah mengikatkan diri.

Hari ini, saat anda berdoa, pejamkan mata dalam keheningan hati, dan dengarlah suara lembut Tuhan kita: “Engkau sembuh. Engkau dibebaskan!” Percayalah bahwa itu akan terjadi, saat ini. Dan saat anda menerima Ekaristi, Tuhan juga berkata: “Engkau bebas dari segala yang menyebabkan engkau bungkuk, dari yang membebanimu, yang mencemaskanmu….. Engkau bebas karena engkau adalah anak Allah.” “Berdirilah tegak untuk memuliakan Allah!”

…. dan jangan lupa, sakramen pengampunan menyempurnakan kesembuhan itu….

Tuhan, bebaskan kami dari segala hal yang membuat kami bungkuk. Amin.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *